Dari 29 analis setidaknya 15 diantaranya yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan harga naik minggu depan dan 7 sisanya yakin ada koreksi, tapi tetap melihat prospek kenaikan untuk 18 pekan ke depan.
Mereka percaya emas akan menjadi produk yang akan banyak dibeli kuartal ini. Situasi itu diyakini berlangsung lebih dari 2 tahun, sehingga 6 bulan ke depan harga akan terus mendaki.
Seolah mengonfirmasi keyakinan itu, harga emas di Bursa Komoditas New York pagi ini (21/09) kembali naik US$3,30 setara 0,19% ke US$1.773,50 per ounce.
"Emas salah satu yang paling diuntungkan dari pelonggaran kuantitatif," kata Kamal Naqvi, Kepala Penjualan Komoditas untuk Credit Suisse Group AG di London (21/09).
"Semua orang sekarang berbicara tentang harga emas di US$2.000 per ounce, dan kita harus mendapatkannya,” tambahnya.
Sebelumnya, The Fed merilis kebijakan moneter putaran ketiganya, Jepang menambahankan stimulus, Eropa dengan obligasi terbatasnya, dan China menambah dana infrastrukturnya.
Harga emas membumbung 70% diakibatkan The Fed membeli obligasi sebesar US$2,3 trilun dalam dua putaran kebijakan moneter dari Desember 2008 hingga Juni 2011. (Bloomberg/15/Bsi)
Sumber//bisnis
